Tokoh-tokoh Muallaf
Inilah beberapa orang ilmuan yang mendapat hidayah dan masuk Islam.
1. Demitri Bolykov, "meyakini matahari akan terbit dari Barat"
Sebagai seorang ahli fisika asal Ukraina, Demitri Bolykov mengatakan
bahwa "pintu masuk ke Islam baginya adalah fisika". Demitri tergabung
dalam sebuah penelitian ilmiah yang dipimpin oleh Prof Nicolai
Kosinikov, yang juga merupakan pakar fisika.
Teori yang
dikemukan oleh Prof Kosinov merupakan teori yang paling baru dan paling
berani dalam menafsirkan fenomena perputaran bumi pada porosnya.
Kelompok peneliti ini merancang sebuah sampel berupa bola yang diisi
penuh dengan papan tipis dari logam yang dilelehkan, ditempatkan pada
badan bermagnit yang terbentuk dari elektroda yang saling berlawanan
arus.
Ketika arus listrik berjalan pada dua elektroda tersebut
maka menimbulkan gaya magnet dan bola yang dipenuhi papan tipis dari
logam tersebut mulai berputar pada porosnya fenomena ini dinamakan
“Gerak Integral Elektro Magno-Dinamika”. Gerak ini pada substansinya
menjadi aktivitas perputaran bumi pada porosnya.
Pada tingkat
realita di alam ini, daya matahari merupakan “kekuatan penggerak” yang
bisa melahirkan area magnet yang bisa mendorong bumi untuk berputar pada
porosnya. Kemudian gerak perputaran bumi ini dalam hal cepat atau
lambatnya seiring dengan daya intensitas daya matahari.
Atas
dasar ini pula posisi dan arah kutub utara bergantung. Telah diadakan
penelitian bahwa kutub magnet bumi hingga tahun 1970 bergerak dengan
kecepatan tidak lebih dari 10 km dalam setahun, akan tetapi pada
tahun-tahun terakhir ini kecepatan tersebut bertambah hingga 40 km dalam
setahun
Bahkan pada tahun 2001 kutub magnet bumi bergeser dari
tempatnya hingga mencapai jarak 200 km dalam sekali gerak. Ini berarti
bumi dengan pengaruh daya magnet tersebut mengakibatkan dua kutub magnet
bergantian tempat. Artinya bahwa “gerak” perputaran bumi akan mengarah
pada arah yang berlawanan. Ketika itu matahari akan terbit (keluar) dari
Barat.
2. Profesor William, "menemukan tumbuhan yang bertasbih"
Sebuah majalah sains terkenal, Journal of Plant Molecular Biologies,
mengungkapkan hasil penelitian yang dilakukan sebuah tim ilmuwan Amerika
Serikat tentang suara halus yang tidak bisa didengar oleh telinga biasa
(ulstrasonik), yang keluar dari tumbuhan. Suara tersebut berhasil
disimpan dan direkam menggunakan alat perekam canggih.
Dari
alat perekam itu, getaran ultrasonik kemudian diubah menjadi menjadi
gelombang elektrik optik yang dapat ditampilkan ke layar monitor. Dengan
teknologi ini, getaran ultrasonik tersebut dapat dibaca dan dipahami,
karena suara yang terekam menjadi terlihat pada layar monitor dalam
bentuk rangkaian garis.
Para ilmuwan ini lalu membawa hasil
penemuan mereka ke hadapan tim peneliti Inggris di mana salah seorangnya
adalah peneliti muslim.
Yang mengejutkan, getaran halus
ultrasonik yang tertransfer dari alat perekam menggambarkan garis-garis
yang membentuk lafadz Allah dalam layar. Para ilmuwan Inggris ini lantas
terkagum-kagum dengan apa yang mereka saksikan.
Peniliti
muslim ini lalu mengatakan jika temuan tersebut sesuai dengan keyakinan
kaum muslimin sejak 1400 tahun yang lalu. Para ilmuwan AS dan tim
peneliti Inggris yang mendengar ucapan itu lalu memintanya untuk
menjelaskan lebih dalam maksud yang dikatakannya.
Setelah
menjelaskan tentang Islam dan ayat tersebut, sang peneliti muslim itu
memberikan hadiah berupa mushaf Alquran dan terjemahanya kepada Profesor
William, salah satu anggota tim peneliti Inggris.
Selang beberapa hari setelah peristwa itu, Profesor William berceramah di Universitas Carnegie Mellon. Ia mengatakan:
“Dalam hidupku, aku belum pernah menemukan fenomena semacam ini selama
30 tahun menekuni pekerjaan ini, dan tidak ada seorang ilmuwan pun dari
mereka yang melakukan pengkajian yang sanggup menafsirkan apa makna dari
fenomena ini". Begitu pula tidak pernah ditemukan kejadian alam yang
bisa menafsirinya. Akan tetapi, satu-satunya tafsir yang bisa kita
temukan adalah dalam Al-Quran. Hal ini tidak memberikan pilihan lain
buatku selain mengucapkan Syahadatain,” demikian ungkapan William.
3. Maurice Bucaille, "masuk Islam karena jasad Fir’aun"
Prof Dr Maurice Bucaille adalah adalah ahli bedah kenamaan Prancis dan
pernah mengepalai klinik bedah di Universitas Paris. Ia dilahirkan di
Pont-L’Eveque, Prancis, pada 19 Juli 1920. Kisah di balik keputusannya
masuk Islam diawali pada tahun 1975.
Pada saat itu, pemerintah
Prancis menawari bantuan kepada pemerintah Mesir untuk meneliti,
mempelajari, dan menganalisis mumi Firaun. Bucaille lah yang menjadi
pemimpin ahli bedah sekaligus penanggung jawab utama dalam penelitian.
Ternyata, hasil akhir yang ia peroleh sangat mengejutkan. Sisa-sisa
garam yang melekat pada tubuh sang mumi adalah bukti terbesar bahwa dia
telah mati karena tenggelam. Jasadnya segera dikeluarkan dari laut dan
kemudian dibalsem untuk segera dijadikan mumi agar awet. Namun penemuan
yang dilakukan Bucaille menyisakan pertanyaan: Bagaimana jasad tersebut
bisa terjaga dan lebih baik dari jasad-jasad yang lain (tengkorak bala
tentara Firaun), padahal telah dikeluarkan dari laut?
Bucaille
lantas menyiapkan laporan akhir tentang sesuatu yang diyakininya sebagai
penemuan baru, yaitu tentang penyelamatan mayat Firaun dari laut dan
pengawetannya. Laporan akhirnya ini dia terbitkan dengan judul ‘Mumi
Firaun' Sebuah Penelitian Medis Modern’, dengan judul aslinya, ‘Les
Momies des Pharaons et la Midecine’.
Saat menyiapkan laporan
akhir, salah seorang rekannya membisikkan sesuatu di telinga Bucaille
seraya berkata: “Jangan tergesa-gesa karena sesungguhnya kaum Muslimin
telah berbicara tentang tenggelamnya mumi ini”.
Dia mulai
berpikir dan bertanya-tanya. Bagaimana mungkin hal itu bisa terjadi?
Bahkan, mumi tersebut baru ditemukan sekitar tahun 1898 M, sementara
Alquran telah ada ribuan tahun sebelumnya.
Setelah perbaikan
terhadap mayat Firaun dan pemumiannya, Prancis mengembalikan mumi
tersebut ke Mesir. Namun, ia masih bertanya-tanya tentang kabar bahwa
kaum Muslimin telah saling menceritakan tentang penyelamatan mayat
tersebut.
4. Dr.Fidelma O’Leary, "menemukan rahasia sujud dalam salat"
Dr Fidelma, ahli neurologi asal Amerika Serikat mendapat hidayah saat
melakukan kajian terhadap saraf otak manusia. Ketika melakukan
penelitian, ia menemukan beberapa urat saraf di dalam otak manusia yang
tidak dimasuki darah. Padahal setiap inci otak manusia memerlukan suplai
darah yang cukup agar dapat berfungsi secara normal.
Penasaran
dengan penemuannya, ia mencoba mengkaji lebih serius. Setelah memakan
waktu lama, penelitiannya pun tidak sia-sia. Akhirnya dia menemukan
bahwa ternyata darah tidak akan memasuki urat saraf di dalam otak
manusia secara sempurna kecuali ketika seseorang tersebut melakukan
sujud dalam salat. Artinya, kalau manusia tidak menunaikan ibadah
shalat, otak tidak dapat menerima darah yang secukupnya untuk berfungsi
secara normal.
Rupanya memang urat saraf dalam otak tersebut
hanya memerlukan darah untuk beberapa saat tertentu saja. Ini artinya
darah akan memasuki bagian urat otak dengan mengikuti waktu salat.
5. Jacques Yves Costeau, "di lautan terdalam menemukan Islam"
Mr Jacques Yves Costeau adalah seorang ahli Oceanografer dan ahli selam
terkemuka dari Perancis yang lahir pada 11 Juni 1910. Sepanjang
hidupnya ia menghabiskan waktu dengan menyelam ke berbagai dasar
samudera di seantero dunia dan membuat film dokumenter tentang keindahan
alam dasar laut untuk ditonton oleh seluruh dunia melalui stasiun tv
Discovery Channel.
Pada suatu hari ketika sedang melakukan
eksplorasi di bawah laut, tiba-tiba Costeau menemui beberapa kumpulan
mata air tawar-segar yang sangat sedap rasanya karena tidak bercampur
atau tidak melebur dengan air laut yang asin di sekelilingnya. Sehingga
seolah-olah ada dinding atau membran yang membatasi keduanya.
Fenomena ganjil itu mendorongnya untuk mencari tahu penyebab terpisahnya air tawar dari air asin di tengah-tengah lautan.
Sampai pada suatu hari ia bertemu dengan seorang profesor muslim dan
menceritakan fenomena ganjil itu kepadanya. Profesor tersebut lalu
teringat ayat Al-Quran tentang bertemunya dua lautan (surat Ar-Rahman
ayat 19-20) yang sering diidentikkan dengan Terusan Suez.
Ayat
itu berbunyi: “Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian
bertemu, antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing”.
Kemudian dibacakan surat Al-Furqan ayat 53 : “Dan Dialah yang
membiarkan dua laut mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar
dan yang lain masin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding
dan batas yang menghalangi.”
Terpesonalah Mr Costeau mendengar
ayat-ayat Al-Quran itu, melebihi kekagumannya melihat keajaiban
pemandangan yang pernah dilihatnya di lautan yang dalam. Costeau pun
berkata bahwa Al-Quran memang sesungguhnya kitab suci yang berisi firman
Allah, yang seluruh kandungannya mutlak benar. Tak lama, Mr Costeau
memeluk Islam.
Sumber : http://u-seo.blogspot.com/2013/01/subhanallahilmuan-yang-masuk-islam.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar